Sabtu, 14 Februari 2015

Lombok, Gili Trawangan. Part 1

Allah must have been in a good mood when he created this island.

and since most of my trips was was semi-backpacker-mode. this holiday is super finneee.. lol.

Sunset on Senggigi
the water and the sky, perfect combination
Almost forget that i can't drink this crystal water
look at the donut cloud. hihi
tsk, who's behind meeee...
ready to go
stay at super fine hotel? don't miss the pool
you can see that i like the sea so much is by lookin my glasses. lol
to be continued.....

Tempat cantik itu bernama Gunung Ijen dan Pulau Menjangan

Cerita liburan saya kali ini pernah saya upload di detik travel tgl 4 Juni 2014. http://travel.detik.com/read/2014/06/04/102000/2570608/1025/asyiknya-liburan-ke-banyuwangi-bisa-sekalian-ke-bali. Namun akan saya tulis ulang di blog ini,

Ide traveling ini bermula dari rencana teman-teman dan saya yang akan mengisi liburan untuk melepaskan penat dari beban pekerjaan sehari-hari. Berbekal cerita salah satu dari kami yang sudah pernah ke tempat ini, maka kami memutuskan untuk pergi ke Kawah Ijen dan Pulau Menjangan. Maka beberapa bulan sebelum keberangkatan, kami mulai mencari tiket pesawat terbang agar dapat harga yang murah.
Singkat cerita, tibalah kami di Surabaya dan kami harus melanjutkan perjalanan ke banyuwangi menggunakan kereta. perjanan 7 jam pun kami tempuh demi melihat keindahan kawah ijen. Sampailah kami di Banguwangi pukul 15.30. sesampainya di stasiun, kami dijemput oleh mobil dan seorang guide yang telah kami sewa sebelumnya. Rencana awal, kami akan. mendaki pukul 5 sore, tapi karena ada salah satu teman yang tertinggal kereta kami baru naik pukul 11 malam.
Sesampainya di kawasan sebelum pendakian, sudah terlihat banyak orang yang akan melihat kawah ijen juga. Mulailah kami melakukan pendakian. Tidak terbayang sebelumnya bahwa pendakian yang akan saya lewati begitu berat bagi seseorang yang tidak terbiasa mendaki. Walaupun persiapan fisik sudah kami siapkan 1 bulan sebelumnya dan jalan pendakian yang sudah berupa aspal yang mungkin sudah dibangun drari Jaman Belanda dulu, namun dengan rata-rata kemiringan jalan sekitar 30-45 derajat membuat tenaga kami terkuras.
Perjalanan telah kami lewati selama kurang lebih 40 menit dan tibalah kami di pos 1. Disana kami beristirahat dan membangun tenda. Guide kami memutuskan untuk beristirahat/tidur selama 1 jam dan melanjutkan pendakian pukul 3 pagi.

Pukul 3 pagi kami melanjutkan perjalan, setelah beberapa lama perjalanan, jalan mulai landai dan jurang-jurang mulai tampak disisi kanan kami. Dengan kabut asap yang tebal dan bau belerang yang mulai menusuk kami terus berjalan. Akhirnya sampailah kami di kawah terbesar ini. Pagi mulai datang, kami dan para. pengunjung tetap setia menunggu keluarnya blue fire yang legendaris dan berharap asap kawah segera hilang, Maka yang dinanti akhirnya terlihat, pemandangan menajubkan dari dalam kawah berupa api biru pun dapat kami lihat bahkan dari jarak yang cukup jauh diatas tempat saya berdiri. Awalnya kami berencana turun, namun jalan yang begitu curam menyurutkan niat kami. akhirnya kami tetap diatas dan melanjutkan pendakian ke bagian atas kawah untuk melihat kawah berwarna hijau toska dari atas. Namun sepertinya asap kawah kurang bersahabat hari itu, sehingga kami tidak bisa melihat kawah hijau toska yang hanya bisa kami lihat dari foto-foto di google. Namun pemandangan dari bagian atas kawah begitu indah, setidaknya hal itu yang mengobati kekecewaan kami.
pemandangan dari atas kawah
negeri diatas awan
seharusnya kami bisa melihat kawah berwarna hijau toska

Setelah merasa cukup, kami turun dari kawah pukul 9 pagi karena kami akan melanjutkan perjalanan ke Pulau Menjangan. jika saya bercerita pendakian yang cukup menyiksa saya, waktu turun pun tidak mudah karena kami harus menahan lutut dan keseimbangan agar tidak jatuh saat berjalan. Pada saat turun dari kawah, kita dapat melihat para penambang belerang yang lalu lalang dengan membawa belerang puluhan kg dipundak mereka, dengan kecepatan yang menurut saya luar biasa dengan beban seberat itu di pundak mereka.
Setelah memakan waktu kurang lebih 1,5 jam kami sampai di tempat awal kami memulai pendakian kami. karena dikejar waktu kami langsung berangkat menuju pelabuhan Ketapang untuk menyebrang ke Bali. Dengan waktu tempuh kurang lebih 45 menit-1 jam akhirnya kami tiba di pelabuhan Gilimanuk pukul 1 siang. Menurut info teman saya yang ikut perjalanan bersama kami, kami akan menuju ke tempat sebelum penyebrangan ke Pulau Menjangan menggunakan ojek. Setelah melakukan tawar menawar, akhirnya kami berangkat menggunakan ojek yang akan mengantar dan menjemput kami seharga Rp. 80 ribu. Jarak dari pelabuhan menuju tempat yang akan kami ternyata tidak dekat. Dengan menggunakan ojek kami melewati jalanan yang tidak begitu ramai dengan pepohonan dikanan dan kiri kami. Indah dan menenangkan.
Akhirnya sampailah kami di tempat sebelum menyebrang. Disana kami sudah ditunggu oleh bli Dika dan teman-teman untuk mengantar kami ke Pulau Menjangan dan snorkeling disana. Dibutuhkan waktu 10-15 menit untuk sampi ke Pulau Menjangan. Laut biru yang bersih dan semilir angin menemani perjalanan kami menuju Pulau Menjangan. Setelah melalui laut biru yang indah menggunakan perahu motor, saatnya menyapa ikan-ikan dibawah sana. Sebetulnya ini pengalaman pertama saya snorkeling, sehingga saya tidak sabar untuk segera turun dari perahu. Dengan beberapa kali penjelasan dan latihan ditempat, akhirnya saya bisa menikmati pemandangan laut yang indah sekali. Ikan, terumbu karang dan biota laut lainnya begitu indah dilihat dengan mata telanjang. Sungguh hebat kuasa Tuhan menciptakan pemandangan yang begitu indah seperti ini didalam air.
no words can describe
:)
finding nemo? you can find here
cantiknya
Setelah kurang lebih 2,5 jam kami berenang, dengan perasaan tidak puas karena kami merasa terlalu singkat untuk meninggalkan keindahan ini, kami harus kembali. Setelah bersih-bersih, kami kembali dengan ojek yang berasal dari pelabuhan yang telah kami sewa tadi. Perjalanan pulang yang kami tempuh sama dengan awal keberangkatan kami siang tadi namun dengan langit gelap dan penerangan yang tidak terlalu banyak. Maka saya hanya berdoa dalam hati semoga perjalanan kami pulang tidak ada kendala. Diatas motor Bapak Ojek bercerita sedikit mengenai Menjangan, jalanan sepi ini, Bali dan keluarganya. Cukup untuk mengurangi rasa lelah dan bosan pada perjalanan yang cukup panjang diatas motor.
Tibalah kami di pelabuhan Gilimanuk untuk kembali ke Surabaya dan mengakhiri liburan indah kami. Walaupun ada sedikit rasa kecewa karena tidak bisa melihat hijaunya kawah ijen, namun perjalanan bersama sahabat dan tempat yang begitu indah lain yang kami kunjungi, membuat saya merasa puas melewati liburan singkat kali ini.

since most of my last posts are crap. Lets write something new. Hope you guys enjoy it. )

Rabu, 15 Juni 2011

pergi ke Sempu - Malang

Liburan yang lalu, saya dan teman saya membulatkan tekad untuk pergi ke Malang walaupun hanya berdua.
sebenarnya kepergian saya sekaligus menghadiri pernikahan teman saya.

karena saya harus ujian hingga pukul 17.30. maka saya tidak bisa menggunakan kereta api malabar.
selain itu kereta Turangga pun habis. Maka kami memutuskan untuk ke Jogja terlebih dahulu dengan kereta api lodaya. Kereta api dari Bandung berangkat menuju Jogja pukul 8 malam dan sampai Jogja pukul 5 pagi. lalu dengan menggunakan taxi kami pergi ke terminal Giwangan, karena jadwal kereta ke surabaya atau ke Malang tidak cocok, maka kami memutuskan untuk menggunakan bus ke Surabaya. 

Tips : kalau mau naik taxi dari stasiun Tugu, tetap pilih yang Argo. Yang borongan relatif mahal, mereka menawarkan 50.000,-. dengan taxi argo walaupun kita diajak memutar lebih jauh (buat yang tidak hapal jalan Jogja) tapi kita tetap membayar lebih murah : 30.000,-

Sampai di Giwangan, kami langsung naik bus Eka. Bus Eka paling pagi berangkat pukul 4.30 pagi. sebenarnya ada bis - bis lain, tapi menurut blog - blog yang saya baca bus ini yang relatif paling aman dan nyaman. 

Sampai di Surabaya pukul 13.00, meleset dari perkiraan kami. Karena kami pikir pukul 11.00 kami bisa tiba di Surabaya. Tiba di Surabaya kami bergegas membeli tiket bus ke Malang. Ada banyak pilihan Bus untuk ke Malang. tapi kami memilih bus yang di parkir paling dekat dari pintu masuk menuju bus bus tersebut menunggu penumpang. Bus AC ekonomi. tidak senyaman bus Eka, tapi masih nyaman untuk ditumpangi.

Keesokan harinya saya dan teman saya, Desi memulai perjalanan menuju Sempu. Dengan niat yang menggebu - gebu. kami berangkat dari kosan teman yang saya tumpangi pukul 5 pagi. karena kami tidak berencana menginap. jadi tidak boleh kesorean. 

Tips : tidak perlu naik angkot dari terminal Arjosari, intinya adalah kalian harus naik angkot ke arah Gadang. kode angkot ke menuju Gadang ditandai kode angkot yang berakhiran G bisa LDG, AG dsb.

Sesampainya di Gadang, maka kami mencari angkot menuju Turen. ada beberapa pilihan bus, angkot atau bison (mini bus berwarna hitam). karena saat itu bison yang ada sudah mau berangkat serta rekomendasi orang - orang di terminal, maka kami naik bison tersebut menuju Turen. kurang lebih 30-45 menit perjalanan kami tempuh menuju Turen. perjalanan saat itu masih sangat berkabut. tapi menyenangkan karena udara masih sangat bersih.

setelah menempuh perjalanan selama 30-45 menit, kami sampai di Turen. 
sang kenek mencolek lalu berkata "mbak, ini Turen mbak"
tapi bapak supir mencegah "nanti saja yang didepan, mbak nya mau ke Sendang biru. yang angkot disini lama sekali, mungkin nanti siang baru jalan" (padahal jam baru menunjukkan pukul 7 pagi. sebelumnya saya terlibat percakapan - mau kemana- dengan bapak supir bison)
akhirnya sampai saya pada pertigaan disitu saya turun dan sudah terdapat angkot biru kosong. setelah menunggu 10 menit dan terjadi percakapan dan dengan bapak supir, maka kami sepakat membayar lebih asalkan langsung jalan. tapi pak supir boleh menaikkan penumpang dijalan. dengan kata lain semi menyarter (sebelumnya terjadi tawar menawar terlebih dahulu).

 Tips : mintalah turun di pertigaan, yang menuju ke arah sendang biru kepada pengemudi angkutan.karena angkot disini lebih cepat jalan dibanding di Turen. 

jalanan yang berkelok - kelok dan pemandangan yang indah di pagi hari membuat perjalanan 2 jam tersebut tidak terasa. Akhirnya kami sampai di Pantai Sendang Biru. Pantai sendang Biru ini bersih dan airnya hijau. saya semakin penasaran seperti apa Segera Anakan yang menjadi pembicaraan orang - orang itu.

 Menurut pengalaman orang - orang, saya harus meminta ijin ke pos terlebih dahulu sebelum menyebrang ke Pulau Sempu. kalau selama ini di blog - blog yang saya baca kami harus membayar sejumlah uang. maka kami tidak perlu membayar apa - apa. karena sebenarnya kami tidak mendapatkan izin. bapak penjaga pos tidak memberi kami ijin. alasannya karena memang seharusnya tidak bisa masuk, kecuali kami memakai SIMAKSI semacam ijin untuk memasuki daerah konservasi. padahal untuk mendapat surat itu kami harus meminta ke kantor yang ada di Surabaya. berbekal muka memelas dan memohon maka kami dapat masuk walaupun tanggung jawab sepenuhnya ada di tangan kami. (maaf ya pak, lain kali kita bawa SIMAKSI :) )

Setelah diperkenalkan dengan bapak slamet, dan menyewa sepatu traking maka kami sipa membelah hurtan pulau Sempu.
Tips : sebaiknya menyewa sepatu yang ada di toko samping pos, percayalah sepatu ini berguna sekali. harganya murah, haya 10.000,-

setelah menyebrang dengan perahu, selama kurang lebih 15 menit maka kami sampai pada bagian menjorok menuju hutan. perjalanan yang akan kami tempuh yaitu sepanjang 2,4 km. dengan sepatu yang kami pinjam tadi maka perjalanan kami menjadi mudah. padahal medan tersebut sulit untuk ditempuh untuk orang - orang yang awam akan traking seperti kami. lumpur, jalanan curam, licin, atau pohon raksasa yang tumbang dapat kami lewati dengan baik. Pak Slamet yang baik hati dan banyak bercerita menambah perjalanan ini tidak terasa begitu berat. waktu yang kami lalui hanya 1 jam (saya mendengar banyak yang menempuh waktu bisa sampai 2 -5 jam)

Tips : lebih baik bawa botol minum 1 liter, 1 orang 1 botol.

akhirnya kita sampai di Segera Anakan. saya tidak mampu berkata apa - apa. lihat sendiri saja yaa.. :D
pantai milik pribadi




Karena saat itu sedang sepi maka, pantai tersebut serasa milik sendiri. (kata Pak Slamet, jika liburan tiba dipantai ini bisa ada 20-30 orang)

Tips : bawa baju ganti. karena yang saya rasakan hanya menyesal. karena tidak mau berbasah - basahan saat pulang, maka saya urung berenang.

setelah puas bermain air di segera anakan, pak Slamet mengajak kami ke pantai Panjang. jaraknya sekitar 1 km dari Segera Anakan. ternyata medannya lebih sulit. jalanan yang menanjak dan curam membuat kami cepat lelah. sebelum sampai Pantai Panjang, kami melewati 2 pantai yaitu kembar 1 dan kembar 2. disini ombaknya lumayan kencang. dibanding segera anakan yang tenang.
untuk sampai ke Pantai Panjang kami melewati 1 tebing karang curam. disitu sudah ada tangga bambu sepanjang kurang lebih 5 meter (walaupun tidak banyak membantu menurut saya). jadi yang melewati karang ini diharapkan hati - hati. Dipantai Panjang ini terdapat 1 mata air yang digunakan wisatawan yang menginap di pulau Sempu. di Pantai Panjang ini dihiasi batu - batu besar, yang tersusun secara acak. menurut Pak Slamet batu - batu besar ini semua patah karena ombak yang begitu besar menghantam batu.  Tapi menurut saya dari keempat pantai di pulau sempu yang saya kunjungi, segera anakan lah yang paling indah. 

pantai kembar 1

Pantai kembar 2

dibalik segera anakan diatas bukit karang
ini foto - foto yang diambil dengan kamera hape saya, selebihnya masih di kamera. hehe. foto - foto di pantai panjang tidak ada di hape saya. lain waktu saya masukkan.

setelah puas bermain di Pulau Sempu kami pulang, karena kami memakai guide maka urusan memanggil perahu untuk menjemput sudah dilakukan pak slamet. jika kamu mau masuk tanpa guide jangan lupa minta nomer hp pemilik perahu. disini saya ingatkan untuk angkutan umum dari sendang biru menuju Turen, agar lebih aman sebaiknya sudah sampai  pantai sendang biru pukul setengah 3 sore karena angkutan umum terakhir hanya sampai pukul 3 sore. karena kami terlalu sore, maka pak slamet dengan baik hati mengantarkan kami sampai suatu kecamatan (saya lupa nama kecamatannya) kira - kira jaraknya 13 km. disana angkutan umum biasa menunggu penumpang dan ternyata masih ada. (kami diantar menggunakan 1 motor, kami harus naik bertiga. jangan tanya kecepatannya, pak slamet bagaikan pembalap). sampai di angkot tersebut saya harus menunggu beberapa menit, lalu sang supir pun bilang bahwa ada daun pisang yang harus diambil, maka bagaikan jemputan kami mengambil beberapa hasil kebun penduduk sekitar seperti daun pisang, kelapa dan lain sebagainya terlebih dahulu. angkutan dari Turen ke terminal Gadang ada hingga pukul 7 malam, jadi kami merasa tidak was - was karena kehabisan kendaraan menuju Gadang. sama seperti berangkat, kita bisa menggunakan bus atau bison. karena saat itu yang ada hanya bus, maka kami naik bus ekonomi jurusan malang sampai terminal Gadang. sesampai nya di Gadang kami pulang dengan menaiki angkot jurusan Landung.

PERINGATAN KERAS : TOLONG JANGAN BUANG SAMPAH SEMBARANGAN DISINI! KALAU SEPATUMU TERJEBAK DI LUMPUR. AMBIL BAWA PULANG!! BEGITUPUN BOTOL MINUMAN, BUNGKUS MAKANAN. 
(sedih sekali meliat sampah botol , sepatu, bungkus mi instan bertebaran dimana - mana, jika kamu melakukkannya kamu bertanggung jawab atas kerusakan pulau Sempu ini)

biaya - biaya:

bandung - Jogja (lodaya malam) =120.000
taxi ke giwangan = 30.000 @15.000
Jogja - Surabaya (Bus Eka) = 62.000
Surabaya - Malang (bus AC Ekonomi ) = 15.000
Angkot menuju Gadang = 2500
Gadang - Turen (Bison) =  7500
Turen - Sendang Biru (carter) = 50.000 @ 25.000(berdua)
(sebelumnya supir menawarkan harga 100.000, jadi sebaiknya tawar terlebih dahulu)
Perahu menyebrang pulau sempu = 100.000 @50.000 (berdua)
sepatu treking = 10.000
guide = 100.000 @50.000 (berdua)
tambahan Pak Slamet mengantar dengan motor = seikhlasnya :) (saya kasih 15.000 @7500)
Sendang Biru - Turen = 15.000
Turen - Gadang (bus jurusan malang) = 6500
Gadang - kosan teman saya = 2500
Total = 388. 500 
(uang makan dan uang penginapan tidak dihitung)

Tips : perjalanan berdua mungkin lebuih mahal, karena harus menanggung carter angkot, perahu dan guide hanya berdua. tapi dari keefektifan waktu 2-3 orang adalah yang paling baik



Senin, 23 Mei 2011

petuah bapak

satu  petuah bapak yang entah kenapa begitu mengena pada diri saya.

"jangan mengharapkan belas kasihan orang lain"
"jangan mengandalkan orang lain"

orang lain tetaplah orang lain.